Selamat Datang Di Blog PMI Kabupaten Manggarai. Terima Kasih Kepada Para Donor Sukarela: Sekantong Darah Yang Anda Sumbangkan Menyelamatkan Nyawa Saudara/i Kita Yang Membutuhkan. Tetaplah Setia Mendonorkan Darah Setiap Tiga Bulan. Kami Tetap Menantikan Kedatangan Anda

Sabtu, 24 Mei 2014

Relawan PMI Kab. Manggarai Mengikuti Gladi Posko 1 di Makodim 1612/ Manggarai (hari kedua)



Kasdim 1612 Memaparkan Rencana Staf Menggunakan Maket
Gladi Posko hari kedua dimulai tepat pukul 08:35 witeng. Tahap pertama hari kedua Dandim 1612/Manggarai memimpin rapat pemaparan perkiraan para staf (dari ruang pelaksana) dalam rangka penyelesaian operasi bencana alam manggarai timur. Rapat ini dihadiri kelima kepala staf yang berada di bahwa komando kasdim. Peserta yang turut serta berasal dari berbagai instansi terkait seperti BPBD Matim dan Manggarai, PMI Manggarai dan Mabar, Pol. PP Matim dan Manggarai, Polres, PU Matim, dan BMKG.

Pak Kasdim mendapat kesempatan pertama untuk membawakan pemaparan. Beliau menjelaskan bahwa seluruh pemaparan stafnya akan menggunakan maket sebagai pedoman kerja di lapangan. Dengan menggunkan senter laser beliau memberi penjelasan dan keterangan berkaitan dengan maket atau peta wilayah yang melingkupi wilayah Manggarai dan Manggarai Timur. Arah Utara maket disesuaikan dengan arah Utara sebenarnya. Selanjutnya kasdim menjelaskan maket berdasarkan warna-warna yang digunakan sebagai berikut :

  • Warna coklat pada maket menandakan ketinggian. Hasil survey menunjukan terdapt tiga daerah ketinggian/ gunung yakni Poco Ranaka sebagai gunung berapi yang berstatus aktif, Golo Lobo dan Golo Mama yang berpotensi tanah longsor.
  • Warna Biru merupakan sungai. Dari hasil laporan, Wae Reno merupakan sungai yang membatasi territorial matim dan manggarai. Sungai ini juga berpotensi untuk banjir. Sungai lainnya adalah Wae Wake yang bermuara di Reo.
  • Warna merah adalah jalan raya. Untuk Wilayah matim fasilitas jalan umumnya beraspal dan bisa dilalui kendaraan.
  • Warna Hiaju : perkampungan
  • Warna titik-titik biru : daerah persawahan
Kemudian Kasdim menutup pemaparan dengan menyimpulkan bahwa daerah matim terdiri dari kawasan hutan tandus yang disebabkan oleh illegal lodging dan hal ini berpotensi mendatangkan bencana alam yakni banjir dan tanah longsor.

Setelah pemaparan Kasdim kelima kepala staf berturut-turut melaporkan temuan sekaligus anjuran yang bisa dijadikan pertimbangan Dandim sebelum mengambil keputusan operasi militer yang akan dijalankan. Berdasarkan berbagai telaah dan pertimbangan kelima kepala staf menganjurkan penggunaan dua opsi “cara  bertindak” (CB). CB 1 bersifat serentak sedangkan CB2 dilaskanakan secara bertahap berdasarkan skala prioritas. Semua kepala staf mengambil kesimpulan yang mengerucut pada penggunaan CB 1 dengan alasan pengerahan personel reaksi cepat secara serentak dapat meminimalisasi jatuhnya korban.

Usai mendengar pemaparan dan anjuran para stafnya Dandim tidak langsung mengambil keputusan tetapi membuat pertimbangannya sendiri berdasarkan laporan para staf. Hal ini penting karena di lapangan TNI tidak akan bekerja sendiri. TNI dalam hal ini kodim 1612 mesti menggandeng pemerintah daerah dan instansi lain yang juga mempunyai andil dalam penanggulangan bencana. Karena itu tahap selanjutnya adalah rapat koordinasi (dengar pendapat) dengan instansi terkait. Pada tahap ini Dandim menyampaikan temuan para stafnya kepada forum dan meminta informasi berupa kesiapan fasilitas dan tenaga dari tiap instansi. 

Tomi Hikmat mewakili PMI Manggarai menyatakan kesiapan PMI Kab Manggarai untuk bekerja sama dengan makodim 1612 dalam rangka penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Matim. “Kami mempunyai kekuatan relawan sebanyak 150 orang dan 30 orang yang aktif, “lapor Tomi. “Selain itu PMI Kab. Manggarai mempunyai dua fasilitas tenda yang siap pakai, perlengkapan family kid, dan berbagai perlengkapan lain yang bisa digunakan untuk mendukung operasi penyelamatan,   “lengkap Tomi.

Menanggapi masukan dari relawan PMI, Dandim menghimbau agar PMI memikirkan pengadaan stok darah ketika terjadi bencana. PMI dapat berkoordinasi dengan berbagai SKPD untuk penggalangan donor darah masal. 

Relawan PMI dan Instansi Terkait Yang Lain Mendengarkan Kesimpulan Laporan Staf dari Dandim 1612
Selain PMI Kab. Manggarai dengan nada simulatif beberapa instansi lain pun menyatakan kesiapan  dengan dukungan tenaga dan fasilitas untuk mendukung operasi penyelamatan yang dikoordinir oleh kodim 1612.
Kira-kira satu jam setelah rapat koordinasi-dengar pendapat sekali lagi Dandim dan para kepala staf berserta seluruh undangan dari pemda dan instansi terkait mengadakan rapat dalam rangka pengambilan keputusan pelaksanaan operasi militer penanggulanan bencana alam di wilayah Matim. Pada kesempatan ini Dandim menyampaikan 8 butir konsep umum operasi penanggulangan bencana alam Matim. Operasi akan menggunakan opsi CB1 berdasarkan pertimbangan seperti yang disampaikan para staf sebelumnya. Untuk mengatasi kekurangan personel di markas sebagai dampak penggunaan opsi CB 1 akan dilakukan koordinasi lebih lanjut. Pihak TNI akan menurunkan personel sejumlah 1 SSK dari makomdim 1612/Manggarai dan 1 SSK dari Yonif 743. TNI akan selalu bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait untuk koordinasi level atasan dan lapangan. 

Akhirnya seluruh kepala staf dan perwakilan dari instansi terkait menyatakan kesiapan untuk bekerja maksimal sesuai dengan bidang penanganganannya masing-masing dengan tetap berpegang teguh pada garis koordinasi kerja yang telah ditetapkan. (gws)

Berita Lainnya
Gladi Posko di Makodim 1612 (hari pertama)
Informasi Blood 4 Life
Sosialisasi Donor Darah Dan Kepalamerahan di STKIP Ruteng
Menggugah Humanity Side (Donor Darah di Golo Wua)
Persiapan Akomodasi Menjelang Donor Darah
PMI Bekerjasama Dengan Telkomsel
PMI Kab-Manggarai Menerima Kedatangan Rombongan Stikes Cinta Mandiri Husada Kupang

Tidak ada komentar: