Selamat Datang Di Blog PMI Kabupaten Manggarai. Terima Kasih Kepada Para Donor Sukarela: Sekantong Darah Yang Anda Sumbangkan Menyelamatkan Nyawa Saudara/i Kita Yang Membutuhkan. Tetaplah Setia Mendonorkan Darah Setiap Tiga Bulan. Kami Tetap Menantikan Kedatangan Anda

Jumat, 19 Desember 2014

“BERAWAL DARI COBA – COBA, AKHIRNYA KETAGIHAN”




Sosialisasi Kesehatan Remaja di SMA Widya Bakti
Masa remaja, menurut para psikolog, merupakan masa yang unik, masa pencarian jati diri. Remaja kerap kali dihadapkan pada suatu kondisi antara “yang terjadi” dan “seharusnya terjadi”. Dalam kelabilan ini remaja sangat butuh tuntunan, baik di rumah melalui orang tua, maupun di sekolah melalui para guru.

Lingkungan remaja yang dipenuhi berbagai macam godaan dan kenyataan yang tidak dapat mereka raih menjadi andil dan sebab-akibat dari perilaku menyimpang remaja, seperti perilaku seks bebas serta mengkonsumsi obat–obatan berbahaya, yang nantinya berimbas pada ketidakstabilan kehidupan/pergaulan sosial. Guna mencegah hal seperti ini terjadi pada remaja Manggarai, maka pembina serta pengurus Palang Merah Remaja (PMR) unit SMA Widya Bakti, merasa perlu memberikan sosialisasi kesehatan remaja bagi anggotanya, maupun bagi siswa – siswi di luar anggota PMR di sekolah tersebut. Gayung pun bersambut, berdasarkan permintaan dari pembina serta Pengurus PMR SMA Widya Bakti yang digawangi oleh Olin, Yani, Epik dkk kepada Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Manggarai, maka pada hari Rabu, 12 Mei 2014, Pengurus PMI mengutus dokter Marianus Ronald Susilo, Pengurus Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat (PSKM) dan Transfusi Darah (TD) untuk memberikan sosialisasi kepada anggota PMR dan siswa – siswi di sekolah tersebut. Program sosialisasi yang diprakarsai oleh pembina dan pengurus PMR unit SMA Widya Bakti ini sejalan dengan program pengurus PMI Kabupaten Manggarai yakni pendampingan terhadap unit PMR  yang ada dalam kota Ruteng  baik Madya (SMP) maupun Wira (SMA).
Dokter Ronald, begitu beliau biasa disapa, dalam materinya menjelaskan bahwa remaja zaman sekarang harus perlu mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan remaja dalam hal ini mengenai kesehatan reproduksi. Menurutnya, kaum remaja merupakan generasi yang labil dan mudah terbawa arus dari adanya keterbukaan informasi dan pergaulan bebas yang hampir tidak terkontrol, apalagi sifat remaja yang selalu ingin tahu dan dorongan seksual yang relatif lebih tinggi akibat dari organ reproduksi yang lagi giat bertumbuh, jadi gampang sekali “kesetrum”.
Pendidikan sex (sex education) penting diajarkan juga untuk remaja sejak dini. Sex education itu bukan mempelajari cara-cara berhubungan sex, melainkan kita diajak menempatkan sex yang merupakan naluri manusiawi pada posisinya yang tepat, yakni pernikahan yang sah dan dapat mengenal lebih lengkap karakteristik organ reproduksi dan kesehatannya, resiko berhubungan sex di luar nikah serta penyakit – penyakit menular yang bisa timbul pada organ reproduksi. Kaum remaja akan rentan terhadap perilaku sex bebas dan penggunaan obat – obat berbahaya. “ Remaja zaman sekarang semakin dilarang untuk berbicara hal-hal yang berhubungan dengan masalah sex, malah mereka makin penasaran”. Dokter yang humoris dan energik ini melanjutkan bahwa terjadinya pergaulan/sex bebas akan berimbas pada adanya penyakit kelamin, baik itu sifilis, kencing nanah maupun penularan HIV/AIDS serta jenis penyakit kelamin lainnya. Dokter ronald sangat miris melihat kenyataan bahwa banyak remaja Manggarai yang hamil di usia remaja (SMA). “Kalau kalian belum siap untuk hidup berkeluarga, maka kalian juga jangan coba – coba berhubungan seks, karena sekali kalian mencoba maka akan ketagihan. Oleh karena itu isilah masa remaja kalian dengan kegiatan – kegiatan positif”, tutur dokter pemilik Apotik Wae Laku ini.
Dalam penjelasan mengenai organ reproduksi, Dokter Ronald menjelaskan secara terperinci mengenai penyakit kelamin yang sering muncul pada orang yang melakukan sex bebas/bergonta – ganti pasangan maupun orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang memiliki penyakit kelamin yakni sifilis, kencing nanah dan yang lebih parah lagi yakni bisa tertular HIV/AIDS. “Penyakit kelamin serta HIV/AIDS rentan terjadi pada kaum remaja, dikarenakan minimnya informasi dan pengetahuan yang didapat oleh para remaja”.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh sedikitnya 100 siswa-siswi SMA Widya Bakti, yang kebanyakan di antara mereka adalah anggota PMR unit SMA tersebut. Pembina PMR Unit SMA Widya Bakti, Nobertus Harum, di akhir kegiatan mengucapkan terima kasih kepada Pengurus dan relawan PMI Kabupaten Manggarai yang telah proaktif memberikan sosialisasi kepada siswa-siswi di sekolah tersebut. Nobert berharap kepada para peserta sosialisasi agar ilmu yang telah mereka dapat bisa menjadi pegangan agar tidak salah melangkah. Together we are solution. MARSEL

Tidak ada komentar: