Selamat Datang Di Blog PMI Kabupaten Manggarai. Terima Kasih Kepada Para Donor Sukarela: Sekantong Darah Yang Anda Sumbangkan Menyelamatkan Nyawa Saudara/i Kita Yang Membutuhkan. Tetaplah Setia Mendonorkan Darah Setiap Tiga Bulan. Kami Tetap Menantikan Kedatangan Anda

Kamis, 25 Februari 2016

TAHUN 2016 PMI TARGETKAN 7000 MASYARAKAT DAN SISWA SEKOLAH MENGETAHUI JENIS GOLONGAN DARAH

           PMI Kabupaten Manggarai tak henti  – hentinya memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bidang kegiatan seperti kegiatan penanggulangan bencana, pelayanan sosial, pelayanan kesehatan pendampingan kaum remaja/siswa sekolah, sosialisasi tentang kesehatan, kunjungan ke panti asuhan dan banyak kegiatan lainnya.
Dalam tahun 2016, salah satu kegiatan PMI Kabupaten Manggarai yakni memberikan pelayanan pemeriksaan golongan darah kepada masyarakat desa, siswa sekolah dan mahasiswa. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat (PSKM). Bidang PSKM dalam tahun 2016 menargetkan 7000 masyarakat telah mengetahui jenis golongan darahnya dan telah memiliki kartu golongan darah.


Ronny Kaunang, Ketua PMI Kabupaten Manggarai mengatakan bahwa tujuan dilakukan pengecekan golongan darah kepada masyarakat yakni agar masyarakat sedari dini bisa mengetahui jenis golongan darahnya dan mempermudah mereka atau anggota keluarganya bila sakit dan membutuhkan transfusi darah. Masyarakat atau siswa sekolah yang telah diperiksa dan ditentukan golongan darahnya akan diberikan kartu golongan darah sebagai bukti atas jenis golongan darahnya.

Pada tahun 2015, PMI Kabupaten Manggarai hanya mampu melayani pemeriksaan 2568 warga di 4 desa dan 3 sekolah dari target yang harus dicapai yakni 6000 jiwa. (Ardo )

Berita Lainnya

Ayo Gabung Menjadi Relawan PMI Manggarai
 

Rabu, 24 Februari 2016

“PERTAMA” SEMAKIN DEKAT KE MANGGARAI


Foto: Bung Eduard
PMI Manggarai, Ruteng Selasa, 16 Februari 2016, PMI Kabupaten Manggarai mendapat kunjungan dari tim assesment Australian Red Cross (ARC) dan PMI Pusat. Mereka disambut oleh Ketua PMI Kabupaten Manggarai bertempat di Markas PMI Kabupaten Manggarai.  Tujuan kedatangan tim ini adalah ingin melakukan assessment kelengkapan data pelaksanaan PERTAMA: Program Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat.

Ada 2 kabupaten dan 1 kota di wilayah NTT yang “masuk daftar” kunjungan tim assessment PERTAMA yakni PMI Kab. Belu, PMI Kab. Manggarai dan PMI Kota Kupang. Hasil assessment ini ditengarai akan dijadikan acuan untuk menetukan lokasi mana yang sesusai untuk pelaksanaan PERTAMA.
Program serupa sebenarnya sudah pernah dilaksanakan di beberapa Kabupaten/Kota di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan meskipun dengan nama berbeda. Program dimaksud antara lain: CBRR (Community Based Risk Reduction/Program pengurangan Resiko Berbasis Masyarakat) dan program KBBM (Kesiapsiagaan Berbasis Masyarakat ).

Arifin Fino, staf ARC  yang melakukan kegiatan Assesment di beberapa desa di Kabupaten Manggarai mengatakan bahwa ARC bersama dengan Divisi & Biro terkait di Markas PMI Pusat, telah melakukan penilaian dan identifikasi terhadap beberapa PMI Provinsi dan PMI Kabupaten yang direkomendasikan untuk menerima manfaat dari program ini. Hasilnya disepakati untuk memilih NTT, dengan beberapa pertimbangan yakni:
  • Provinsi NTT merupakan Provinsi yang memiliki risiko bencana tinggi berdasarkan data yang diperoleh dari Index Risiko Bencana Indonesia.
  • Kapasitas Pemerintah dalam penanganan bencana masih terbatas.
  • Palang Merah Australia telah mendukung PMI dalam program pengembangan organisasi dan kesiapsiagaan bencana di Indonesia Timur termasuk Provinsi NTT .
  • Meningkatkan upaya Pengurangan Risiko Bencana yang telah dilaksanakan oleh PMI bersama dengan Palang Merah Belanda.
Selain bekerjasama dengan PMI Pusat, pihak ARC juga berkoordinasi dengan PMI Provinsi NTT untuk menentukan PMI Kabupaten representative pelaksanaan program. Seperti yang disebutkan sebelumnya PMI Kab. Belu, PMI Kab. Manggarai dan PMI Kota Kupang terpilih. Dasar pemilihan lokasi ini mengacu pada dokumen Indeks Risiko Bencana yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta data mengenai kapasitas organisasi dari Divisi Kelembagaan Markas Pusat PMI.

Di wilayah kabupaten Manggarai sendiri, beberapa desa/kelurahan yang terkatogori rawan bencana mendapat  kunjungan tim assessment ini seperti: desa Ranaka di Kecamatan Wae Rii dengan potensi bencanan gunung meletus dan longsor; desa Meler kecamatan Ruteng dengan potensi bencana longsor; desa Poco dengan potensi bencana longsor dan tanah terbelah; desa Gapong kecamatan Cibal dengan potensi bencana longsor; dan Kelurahan Baru di Kecamatan Reok dengan potensi bencana banjir.
Dari 5 desa yang dikunjungi akan diseleksi lagi untuk menentukan 3 desa penerima program ini.

Sebelum melakukan assessment di beberapa desa tersebut, tim juga mengabil data di instansi pemerintah yakni: BPBD, Bappeda, Dinkes, Dinsosnaketrans, PU dan BLHD Kabupaten Manggarai. Kegiatan assessment dilaksanakan selama 2 hari terhitung mulai tanggal 17 – 18 Februari 2016. 

Selain itu tim assessment juga menyempatkan diri mengunjungi otoritas wilayah Kab. Manggarai. Mereka diterima oleh Asisten II dan beberapa kepala dinas terkait. Para pejabat daerah Manggarai menyatakan antusiasme yang besar dan mendukung PERTAMA ini masuk ke wilayah Kabupaten Manggarai. (marsel)

Berita Lainnya

Rabu, 17 Februari 2016

PMI KABUPATEN MANGGARAI SALURKAN BANTUAN UNTUK KORBAN BENCANA



Selasa 02 Februari 2016, PMI Kabupaten Manggarai menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga desa Satar Padut, Kec. Lambaleda, Kab. Manggarai Timur yang tertimpa bencana banjir bandang. Bantuan yang disalurkan berupa air minum kemasan sebanyak 80 dos, mie 25 dos, beras 250 kilogram. Bantuan ini merupakan sumbangan dari pengusaha Toko Utama, pengusaha toko  Saudara, PT Namparnos dan PT. Empat Menara Mandosawu.

Bantuan  diserahkan oleh pengurus PMI Kabupaten Manggarai  Chrispinus H. Jebarus, S.Fil.,M.Th yang didampingi oleh Ketua PMI Kabupaten Manggarai Timur, Ibu Dra. Theresia Wisang Agas dan diterima oleh Kepala Desa Satar Padut Fabianus Kabun bertempat di Aula Paroki Dampek.

Bencana banjir bandang di Desa Satar Padut telah mengakibatkan 30 KK mengungsi sementara  ke gereja Paroki Dampek dan Masjid Dampek. Banyak dari bahan pangan warga yang terendam banjir sehingga mereka bersyukur mendapatkan bantuan dari PMI Kabupaten Manggarai demikian penjelasan dari Kepala Desa Satar Padut, Fabianus Kabun. Sebelumnya PMI Kabupaten Manggarai Timur juga telah menyerahkan bantuan darurat hasih sumbangan dari masyarakat Kota Borong. *Terima kasih untuk sumbangan dari para donatur.* (Marsel

Berita Lainnya
Manajemen Tanggap Bencana 
7 Dekade Mengabdi Demi Kemanusiaan 
Alus SPD Rekomendatif Kab. Manggarai 

SUKARELAWAN PMI PAHAM MANAJEMEN TANGGAP DARURAT BENCANA



Marselinus W. Seda, S.Sos (Kepala Markas PMI Kab. Manggarai )

17 September 2015 yang lalu Palang Merah Indonesia (PMI) genap berusia 70 tahun. Selama 7 dekade dengan berbagai aksinya PMI mengabdi demi kemanusiaan di Indonesia.
Salah satu mandat yang diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada PMI yakni melaksanakan kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana. 
situasi MTDB di efata-Ruteng

PMI adalah salah satu perhimpunan nasional yang memiliki begitu banyak sukarelawan (sukwan) dari berbagai latar pendidikan dan profesi. Kekayaan human resourches sukwan PMI yang bervariatif ini menjadi modal yang mumpuni dalam situasi tanggap darurat. Karena itu PMI selalu move on membekali para sukwan, staf markas dan pengurus dengan berbagai kegiatan mulai dari pembenahan organisasi, pelatihan-pelatihan di bidang kebencanaan serta dengan melaksanakan penyegaran ilmu kebencanaan. Diharapkan dengan pembenahan SDM secara kontinyu para aktivis kemanusiaan ini sanggup memberikan respons yang cepat, tepat, dan efektif bagi masyarakat ketika bencana datang menerpa.

Bertempat di Penginapan Efata Ruteng, pada tanggal 03-10 September 2015, PMI Provinsi NTT didukung oleh PMI Pusat melaksanakan kegiatan pelatihan Manajemen Tanggap Darurat Bencana (MTDB) bagi 30 orang sukwan PMI yang berasal dari 10 PMI Kabupaten di NTT.

Florent Gonรงalves Araujo penanggung jawab kegiatan mengatakan bahwan tujuan kegiatan pelatihan ini adalah agar PMI memiliki kapasitas untuk merespon bencana yang berskala kecil, menengah dan besar di Propinsi NTT dengan kurun waktu respon bencana paling lambat 6 Jam setelah datangnya bencana. Selanjutnya sukwan dapat melaksanakan fungsi koordinasi
Para pengurus PMI Prov NTT, Pengus PMI Kab. Manggarai & Peserta MTDB
lintas Kabupaten, secara khusus di
daratan Flores yang rawan terhadap bencana dan upaya koordinasi mobilisasi tenaga-tenaga spesialis padasaat bencana. Selain itu dihrapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM lapangan para sukwan PMI untuk mendukung pelayanan Penggulangan Bencana.  Pemahaman manajemen Tanggap Darurat Bencana yang cukup sangat membantu ketika beroperasi dalam tim sesuai dengan Petunjuk Teknis Tanggap Darurat Bencana

Berita Lainnya