Relawan Palang Merah Indonesia
(PMI) Kabupaten Manggarai pada hari Jumat – Sabtu (19 – 20 September 2014)
kembali mengadakan kegiatan simulasi penanggulangan bencana. Jika pada bulan
November tahun yang lalu penyelenggaraan simulasi difokuskan pada
penanggulangan bencana tanah longsor dan bertempat di Kampung Anam, Kecamatan Ruteng
pada tahun ini PMI Kabupaten Manggarai
memfokuskan pada simulasi penanggulangan bencana meletusnya Gunung api Anak Ranaka.
Simulasi ini bertempat di lapangan SDI Robo, Desa Ranaka Kecamatan Wae Ri’i. lokasi simulasi yang dipilih berada tepat di
bawah kaki gunung Anak Ranaka, yang merupakan gunung api aktif.
Berbeda dengan kegiatan simulasi
pada tahun – tahun sebelumnya, pada tahun ini semua peserta simulasi diwajibkan
menginap di tenda – tenda yang didirikan sendiri oleh para relawan di tempat
simulasi, panitia hanya menyediakan peralatan tenda. Hal ini sejalan dengan
semangat yang digalakan oleh semua relawan PMI di Indonesia bahwa semua
kegiatan yang berkaitan dengan simulasi bencana/ pelatihan tentang tanggap darurat
bencana harus dilakukan di luar ruang, sehingga peserta dapat langsung
merasakan suasana seperti keadaan bencana yang sesungguhnya.
Selain relawan PMI Kabupaten
Manggarai, yang mengikuti simulasi ini juga berasal dari relawan PMI Kabupaten
Manggarai Barat, PMI Kabupaten Manggarai Timur, PMI Kabupaten Nagekeo. Ke 4
(empat) PMI yang hadir ini (minus PMI Kabupaten Ngada yang tidak mengirimkan
relawan) merupakan PMI Kabupaten yang masuk dalam wilayah zona 4 PMI Provinsi
NTT dimana Ketua PMI Kabupaten Manggarai
Hironnymus Ambrosius Kaunang, BcKn sebagai Koordinatornya. Selain
relawan PMI, hadir pula utusan dari Dinas Sosial, kesbangpolinmas, RSUD Ruteng,
Dinkes Kabupaten Manggarai, Pol PP Kabupaten Manggarai. Jumlah keseluruhan
peserta simulasi yakni 85 orang.
Simulasi penanggulangan bencana
meletusnya gunung berapi ini dilakukan seperti terjadinya bencana sungguhan,
karena selain PMI membuka tenda penampungan pengungsi, relawan PMI juga
mensimulasikan tentang alur koordinasi diantara penanggungjawab penampungan
sementara, penanggung jawan dapur umum, water and sanitasi (watsan), logistic,
pertolongan pertama dan evakuasi, penanggungjawab RFL (Restoring Family Links/
pemulihan hubungan keluarga), penanggung jawab PSP (Psikososial Support), dan
penanggung jawab keamanan yang diperankan oleh Pol PP dan kesbangpolinmas dengan Pos komando (posko) bersama yang
didirikan pemerintah dan juga Posko PMI. Simulasi Mengenai alur koordinasi ini
sangat penting agar masing – masing pihak /tim yang bertugas dalam penanggulangan
bencana dapat mengetahui dan mengerti peran masing – masing. Relawan juga
mensimulasikan cara –cara menyadarkan masyarakat agar bisa meninggalkan lokasi
rawan setelah pemerintah menaikkan status gunung dari status siaga menjadi
status awas.Relawan juga melakukan Simulasi pertolongan pertama (penanganan
terhadap korban cidera/patah tulang), evakuasi korban serta simulasi pendirian
dapur umum (DU) dilokasi bencana.
Berdasarkan pantauan penulis di
lokasi simulasi, terlihat bahwa Relawan yang mendapat peran di bidangnya masing-masing
menjalankan perannya dengan serius dan penuh tanggung jawab. Tidak terlihat
relawan yang memainkan Handphone, mengisap rokok dan bercanda. Pelaksanaan
simulasi dipantau langsung oleh utusan dari PMI Provinsi NTT yang menangani
bidang Penanggulangan Bencana, Florentino Goncalves Araujo.
Tommy Hikmat, S.Sos dan Yoseph P.
Cetak, SE, koordinator pelaksana kegiatan simulasi dalam penjelasannya kepada
penulis setelah kegiatan berlangsung mengatakan bahwa simulasi penanggulangan
bencana ini dilakukan pertahap sesuai dengan tahapan – tahapan yang terjadi
saat gunung api akan meletus. Tahapannya menurut tommy yakni : simulasi
bagaimana kegiatan relawan PMI saat gunung api berstatus normal, kegiatan yang
akan dilakukan oleh relawan saat status waspada, saat status siaga dan peran
PMI saat status awas. “ semua tahapan berjalan baik sesuai dengan yang
diskenariokan oleh panitia” demikian kata tommy.
Emerensiana Mo’I Loke, salah satu relawan dari
PMI Nagekeo, merasa bersyukur dengan adanya simulasi ini. Menurutnya simulasi
ini sebagai ajang untuk menambah pengetahuan relawan dalam penanganan bencana,
sekaligus menyegarkan kembali ilmu yang telah didapatkan oleh relawan PMI dalam
pelatihan – pelatihan. “kami merasa bersyukur karena ini merupakan yang pertama
kali kami relawan PMI Kabupaten Nagekeo mengikuti kegiatan simulasi
penanggulangan bencana dan terima kasih kepada ketua PMI Kabupaten Manggarai
yang telah mengundang kami untuk sama – sama melakukan kegiatan simulasi ini”.
Kegiatan simulasi pada tahun ini
merupakan kegiatan dengan peserta terbesar dan Ketua PMI Kabupaten Manggarai,
Ronny Kaunang, BcKn dalam sambut saat menutup kegiatan simulasi mengucapkan
terimakasih kepada segenap relawan dari 4 kabupaten yang hadir dan utusan dari
SKPD yang diundang atas partisipasinya dan kesungguhan mengikuti proses
simulasi. “ PMI tidak punya uang, tapi PMI akan mengerahkan relawan – relawan
yang selalu siap setiap saat dengan keahlian masing – masing untuk membantu
kegiatan Pemerintah dalam hal kemanusiaan, bukan uang yang membuat kami puas,
tetapi senyum bahagia merekalah kepuasan kami”. (marsel seda)