Selamat Datang Di Blog PMI Kabupaten Manggarai. Terima Kasih Kepada Para Donor Sukarela: Sekantong Darah Yang Anda Sumbangkan Menyelamatkan Nyawa Saudara/i Kita Yang Membutuhkan. Tetaplah Setia Mendonorkan Darah Setiap Tiga Bulan. Kami Tetap Menantikan Kedatangan Anda

Jumat, 19 Desember 2014

PMI KABUPATEN MANGGARAI SELENGGARAKAN SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA



 Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Manggarai pada hari Jumat – Sabtu (19 – 20 September 2014) kembali mengadakan kegiatan simulasi penanggulangan bencana. Jika pada bulan November tahun yang lalu penyelenggaraan simulasi difokuskan pada penanggulangan bencana tanah longsor dan bertempat di Kampung Anam, Kecamatan Ruteng  pada tahun ini PMI Kabupaten Manggarai memfokuskan pada simulasi penanggulangan bencana meletusnya Gunung api Anak Ranaka. Simulasi ini bertempat di lapangan SDI Robo, Desa Ranaka Kecamatan Wae Ri’i.  lokasi simulasi yang dipilih berada tepat di bawah kaki gunung Anak Ranaka, yang merupakan gunung api aktif.
Berbeda dengan kegiatan simulasi pada tahun – tahun sebelumnya, pada tahun ini semua peserta simulasi diwajibkan menginap di tenda – tenda yang didirikan sendiri oleh para relawan di tempat simulasi, panitia hanya menyediakan peralatan tenda. Hal ini sejalan dengan semangat yang digalakan oleh semua relawan PMI di Indonesia bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan simulasi bencana/ pelatihan tentang tanggap darurat bencana harus dilakukan di luar ruang, sehingga peserta dapat langsung merasakan suasana seperti keadaan bencana yang sesungguhnya.
Selain relawan PMI Kabupaten Manggarai, yang mengikuti simulasi ini juga berasal dari relawan PMI Kabupaten Manggarai Barat, PMI Kabupaten Manggarai Timur, PMI Kabupaten Nagekeo. Ke 4 (empat) PMI yang hadir ini (minus PMI Kabupaten Ngada yang tidak mengirimkan relawan) merupakan PMI Kabupaten yang masuk dalam wilayah zona 4 PMI Provinsi NTT dimana Ketua PMI Kabupaten Manggarai  Hironnymus Ambrosius Kaunang, BcKn sebagai Koordinatornya. Selain relawan PMI, hadir pula utusan dari Dinas Sosial, kesbangpolinmas, RSUD Ruteng, Dinkes Kabupaten Manggarai, Pol PP Kabupaten Manggarai. Jumlah keseluruhan peserta simulasi yakni 85 orang.
Simulasi penanggulangan bencana meletusnya gunung berapi ini dilakukan seperti terjadinya bencana sungguhan, karena selain PMI membuka tenda penampungan pengungsi, relawan PMI juga mensimulasikan tentang alur koordinasi diantara penanggungjawab penampungan sementara, penanggung jawan dapur umum, water and sanitasi (watsan), logistic, pertolongan pertama dan evakuasi, penanggungjawab RFL (Restoring Family Links/ pemulihan hubungan keluarga), penanggung jawab PSP (Psikososial Support), dan penanggung jawab keamanan yang diperankan oleh Pol PP dan kesbangpolinmas  dengan Pos komando (posko) bersama yang didirikan pemerintah dan juga Posko PMI. Simulasi Mengenai alur koordinasi ini sangat penting agar masing – masing pihak /tim yang bertugas dalam penanggulangan bencana dapat mengetahui dan mengerti peran masing – masing. Relawan juga mensimulasikan cara –cara menyadarkan masyarakat agar bisa meninggalkan lokasi rawan setelah pemerintah menaikkan status gunung dari status siaga menjadi status awas.Relawan juga melakukan Simulasi pertolongan pertama (penanganan terhadap korban cidera/patah tulang), evakuasi korban serta simulasi pendirian dapur umum (DU) dilokasi bencana.
Berdasarkan pantauan penulis di lokasi simulasi, terlihat bahwa Relawan yang mendapat peran di bidangnya masing-masing menjalankan perannya dengan serius dan penuh tanggung jawab. Tidak terlihat relawan yang memainkan Handphone, mengisap rokok dan bercanda. Pelaksanaan simulasi dipantau langsung oleh utusan dari PMI Provinsi NTT yang menangani bidang Penanggulangan Bencana, Florentino Goncalves Araujo.
Tommy Hikmat, S.Sos dan Yoseph P. Cetak, SE, koordinator pelaksana kegiatan simulasi dalam penjelasannya kepada penulis setelah kegiatan berlangsung mengatakan bahwa simulasi penanggulangan bencana ini dilakukan pertahap sesuai dengan tahapan – tahapan yang terjadi saat gunung api akan meletus. Tahapannya menurut tommy yakni : simulasi bagaimana kegiatan relawan PMI saat gunung api berstatus normal, kegiatan yang akan dilakukan oleh relawan saat status waspada, saat status siaga dan peran PMI saat status awas. “ semua tahapan berjalan baik sesuai dengan yang diskenariokan oleh panitia” demikian kata tommy.
 Emerensiana Mo’I Loke, salah satu relawan dari PMI Nagekeo, merasa bersyukur dengan adanya simulasi ini. Menurutnya simulasi ini sebagai ajang untuk menambah pengetahuan relawan dalam penanganan bencana, sekaligus menyegarkan kembali ilmu yang telah didapatkan oleh relawan PMI dalam pelatihan – pelatihan. “kami merasa bersyukur karena ini merupakan yang pertama kali kami relawan PMI Kabupaten Nagekeo mengikuti kegiatan simulasi penanggulangan bencana dan terima kasih kepada ketua PMI Kabupaten Manggarai yang telah mengundang kami untuk sama – sama melakukan kegiatan simulasi ini”.  
Kegiatan simulasi pada tahun ini merupakan kegiatan dengan peserta terbesar dan Ketua PMI Kabupaten Manggarai, Ronny Kaunang, BcKn dalam sambut saat menutup kegiatan simulasi mengucapkan terimakasih kepada segenap relawan dari 4 kabupaten yang hadir dan utusan dari SKPD yang diundang atas partisipasinya dan kesungguhan mengikuti proses simulasi. “ PMI tidak punya uang, tapi PMI akan mengerahkan relawan – relawan yang selalu siap setiap saat dengan keahlian masing – masing untuk membantu kegiatan Pemerintah dalam hal kemanusiaan, bukan uang yang membuat kami puas, tetapi senyum bahagia merekalah kepuasan kami”. (marsel seda)

BAKTI SOSIAL DONOR DARAH DALAM RANGKA HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) TINGKAT KABUPATEN MANGGARAI



Kegiatan sosial donor darah sudah menjadi suatu kegiatan yang rutin atau yang lagi trend dilakukan oleh instansi –instansi atau perusahaan dalam memeriahkan hari  - hari besar kenegaraan maupun hari ulang tahun instansi/perusahaan. Sudah menjadi suatu fenomena baru bagi instansi/SKPD di NTT melakukan kegiatan sosial tersebut. Tak ketinggalan pula Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai yang  dipimpin oleh dr. Yulianus Weng, M.Kes. Dalam memeriahkan hari Kesehatan Nasional (HKN) yang puncaknya dirayakan pada tanggal 12 November 2014 Selain kegiatan perlombaan/pertandingan dalam bidang olahraga, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Manggarai  juga melakukan kegiatan social donor darah, kegiatan donor darah ini menyasar pada insan/pekerja di bidang kesehatan, siswa SMA dalam Kota Ruteng dan STIKES St. Paulus, Ruteng. Untuk kegiatan donor darah hari pertama, panitia bidang pelayanan social menjadwalkan kegiatan donor darah di SMK Sadar Wisata, Ruteng. Kegiatan donor di sekolah pariwisata ini berlangsung pada hari Selasa ,21 Oktober 2014  bertempat di aula pertemuan sekolah tersebut.  Dalam kegiatan donor di sekolah ini, para siswa sangat antusias mendonorkan darahnya, walaupun ada beberapa pendonor yang pingsan di saat pengambilan darah, namun tidak menyurutkan antusias rekan – rekan yang lainnya untuk mendonorkan darah. Dari sekian banyak siswa yang berkeinginan mendonorkan darah hanya 18 orang yang layak untuk mendonorkan darahnya. Dalam kegiatan donor darah di SMK Sadar Wisata ini terkumpul 18 kantong darah yang akan digunakan untuk memenuhi stok darah di UDD PMI Kabupaten Manggarai. Kegiatan donor darah hari kedua akan dilaksanakan di SMAN I Langke Rembong yang dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2014, berikutnya berlanjut di SMA/SMK Karya tanggal 23 Oktober 2014, SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng dan berakhir di STIKES St. Paulus Ruteng.
 Made Puji, Amd.Kep, salah satu panitia kegiatan pelayanan sosial donor darah mengharapkan agar kegiatan sosial ini berjalan dengan lancar.  “Kegiatan donor darah untuk memeriahkan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tingkat Kabupaten Manggarai merupakan salah satu kegiatan prioritas kami dalam perayaan HKN tahun ini, karena menurut kami kegiatan social donor darah ini sangat mulia dan berguna untuk membantu sesama yang membutuhkan darah”.  Menurut Puji, kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan yakni pertandingan Bola Volley antara Puskesmas, pertandingan tenis meja yang diikuti oleh peserta dari Puskesmas, Rumah sakit dan PMI, dan masih banyak kegiatan lainnya.
Salah satu staf UDD PMI Kabupaten Manggarai  Fransiska Lucy Dahat yang ditemui di sela – sela kegiatan donor darah di SMK Sadar Wisata, mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan donor darah massal yang  dilakukan di sekolah – sekolah ini sangat membantu PMI Kabupaten Manggarai dalam upaya penyediaan darah bagi pasien. “dengan tersedianya stok darah dari pendonor darah sukarela, maka dalam satu minggu ke depan UDD PMI dapat melayani permintaan darah dari pasien tanpa keluarga pasien mencari pendonor pengganti”. (marsel seda)

“BERAWAL DARI COBA – COBA, AKHIRNYA KETAGIHAN”




Sosialisasi Kesehatan Remaja di SMA Widya Bakti
Masa remaja, menurut para psikolog, merupakan masa yang unik, masa pencarian jati diri. Remaja kerap kali dihadapkan pada suatu kondisi antara “yang terjadi” dan “seharusnya terjadi”. Dalam kelabilan ini remaja sangat butuh tuntunan, baik di rumah melalui orang tua, maupun di sekolah melalui para guru.

Lingkungan remaja yang dipenuhi berbagai macam godaan dan kenyataan yang tidak dapat mereka raih menjadi andil dan sebab-akibat dari perilaku menyimpang remaja, seperti perilaku seks bebas serta mengkonsumsi obat–obatan berbahaya, yang nantinya berimbas pada ketidakstabilan kehidupan/pergaulan sosial. Guna mencegah hal seperti ini terjadi pada remaja Manggarai, maka pembina serta pengurus Palang Merah Remaja (PMR) unit SMA Widya Bakti, merasa perlu memberikan sosialisasi kesehatan remaja bagi anggotanya, maupun bagi siswa – siswi di luar anggota PMR di sekolah tersebut. Gayung pun bersambut, berdasarkan permintaan dari pembina serta Pengurus PMR SMA Widya Bakti yang digawangi oleh Olin, Yani, Epik dkk kepada Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Manggarai, maka pada hari Rabu, 12 Mei 2014, Pengurus PMI mengutus dokter Marianus Ronald Susilo, Pengurus Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat (PSKM) dan Transfusi Darah (TD) untuk memberikan sosialisasi kepada anggota PMR dan siswa – siswi di sekolah tersebut. Program sosialisasi yang diprakarsai oleh pembina dan pengurus PMR unit SMA Widya Bakti ini sejalan dengan program pengurus PMI Kabupaten Manggarai yakni pendampingan terhadap unit PMR  yang ada dalam kota Ruteng  baik Madya (SMP) maupun Wira (SMA).
Dokter Ronald, begitu beliau biasa disapa, dalam materinya menjelaskan bahwa remaja zaman sekarang harus perlu mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan remaja dalam hal ini mengenai kesehatan reproduksi. Menurutnya, kaum remaja merupakan generasi yang labil dan mudah terbawa arus dari adanya keterbukaan informasi dan pergaulan bebas yang hampir tidak terkontrol, apalagi sifat remaja yang selalu ingin tahu dan dorongan seksual yang relatif lebih tinggi akibat dari organ reproduksi yang lagi giat bertumbuh, jadi gampang sekali “kesetrum”.
Pendidikan sex (sex education) penting diajarkan juga untuk remaja sejak dini. Sex education itu bukan mempelajari cara-cara berhubungan sex, melainkan kita diajak menempatkan sex yang merupakan naluri manusiawi pada posisinya yang tepat, yakni pernikahan yang sah dan dapat mengenal lebih lengkap karakteristik organ reproduksi dan kesehatannya, resiko berhubungan sex di luar nikah serta penyakit – penyakit menular yang bisa timbul pada organ reproduksi. Kaum remaja akan rentan terhadap perilaku sex bebas dan penggunaan obat – obat berbahaya. “ Remaja zaman sekarang semakin dilarang untuk berbicara hal-hal yang berhubungan dengan masalah sex, malah mereka makin penasaran”. Dokter yang humoris dan energik ini melanjutkan bahwa terjadinya pergaulan/sex bebas akan berimbas pada adanya penyakit kelamin, baik itu sifilis, kencing nanah maupun penularan HIV/AIDS serta jenis penyakit kelamin lainnya. Dokter ronald sangat miris melihat kenyataan bahwa banyak remaja Manggarai yang hamil di usia remaja (SMA). “Kalau kalian belum siap untuk hidup berkeluarga, maka kalian juga jangan coba – coba berhubungan seks, karena sekali kalian mencoba maka akan ketagihan. Oleh karena itu isilah masa remaja kalian dengan kegiatan – kegiatan positif”, tutur dokter pemilik Apotik Wae Laku ini.
Dalam penjelasan mengenai organ reproduksi, Dokter Ronald menjelaskan secara terperinci mengenai penyakit kelamin yang sering muncul pada orang yang melakukan sex bebas/bergonta – ganti pasangan maupun orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang memiliki penyakit kelamin yakni sifilis, kencing nanah dan yang lebih parah lagi yakni bisa tertular HIV/AIDS. “Penyakit kelamin serta HIV/AIDS rentan terjadi pada kaum remaja, dikarenakan minimnya informasi dan pengetahuan yang didapat oleh para remaja”.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh sedikitnya 100 siswa-siswi SMA Widya Bakti, yang kebanyakan di antara mereka adalah anggota PMR unit SMA tersebut. Pembina PMR Unit SMA Widya Bakti, Nobertus Harum, di akhir kegiatan mengucapkan terima kasih kepada Pengurus dan relawan PMI Kabupaten Manggarai yang telah proaktif memberikan sosialisasi kepada siswa-siswi di sekolah tersebut. Nobert berharap kepada para peserta sosialisasi agar ilmu yang telah mereka dapat bisa menjadi pegangan agar tidak salah melangkah. Together we are solution. MARSEL

LOKAKARYA REVIEW RENCANA KONTINJENSI (RENKON) GUNUNG API


               BNPB per Januari 2014 lalu mengeluarkan data yang menyebutkan bahwa dari 127 gunung api  yang tersebar di seluruh Indonesia, 10 diantaranya menunjukan peningkatan aktivitas. Gunung dengan status Awas/Level IV yakni Gunung Api Sinabung; Gunung Api dengan status Siaga/Level III yakni Gunung Api Karangetan, Gunung Lokon, dan Gunung Rokatenda; Gunung Api dengan status Waspada/Level II yakni Gunung Raung, Gunung Ibu, Gunung Lewotobi Perempuan, Gunung Ijen, Gunung Gamkonora, dan Gunung Soputan; Sementara Merapi selalu perlu dicermati dan diwaspadai karena disesuaikan dengan siklusnya.
Mencermati data ini PMI Pusat dengan dukungan International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC) mengadakan Kegiatan Lokakarya Review Rencana Kontinjensi (Renkon) yang  dilaksanakan dari tanggal 20-24 Juli 2014 bertempat di Grand Hotel Angkasa Medan, Sumatra Utara. Ada pun peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah perwakilan dari PMI Pusat (2 orang), PMI Provinsi Jawa Tengah (1 orang), PMI Provinsi Sumatra Utara (2 orang), PMI Provinsi Sulawesi Utara (1 orang), PMI Kabupaten Karo (3 Orang), PMI Kabupaten Malang (1 orang), dan PMI Kabupaten Manggarai yang mewakili Provinsi NTT (1 orang). Peserta yang dilibatkan ini adalah peserta  yang daerahnya memiliki ancaman gunung api dan sudah memiliki dokumen renkon. “Kita merasa perlu mendengar pengalaman terkait renkon dari teman-teman peserta sehingga nanti hasilnya untuk pembuatan renkon yang lebih baik dan dibagikan ke PMI lain yang mungkin belum memiliki renkon,” terang Raviq Anshori, Kasubdiv Kesiapsiagaan Bencana PMI Pusat.
Koordinator Disaster Management IFRC, Christie Samosir mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini pertama melakukan update Renkon menghadapi bencana gunung api; kedua melakukan update Protap menghadapi bencana gunung api; ketiga tersusunnya draft-1 Renkon menghadapi letusan Gunung Sinabung.
Sementara itu Wakabid PB PMI Provinsi Sumatra Utara Bpk. Ir. H. Benny Yuswar pada pembukaan acara mengatakan “kegiatan ini menjadi bahan untuk pembuatan Renkon yang lebih baik dan juga sharing pengalaman teman-teman peserta akan menambah pengetahuan dalam penanganan bencana gunung api terlebih lagi kami (PMI Provinsi Sumatra Utara dan PMI Kabupaten Karo, red) bisa memiliki Renkon antisipasi Gunung Sinabung yang berstatus Awas.”
Beberapa hal penting terkait Renkon yang dibicarakan dalam kegiatan ini adalah bagi PMI Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sudah maju, pembahasan Renkon dari aspek keterlibatan berbagai pihak atau stakeholder tidak mengalami kendala, sementara untuk PMI Provinsi dan Kabupaten/Kota yang lain pembahasan Renkon belum menjadi isu penting. Alasan yang mencuat adalah pemahaman tentang Renkon oleh pihak-pihak terkait baik pemerintah atau swasta belum sepaham sehingga sering muncul ego sektoral ketika menghadapi bencana. Solusi  yang dipikirkan adalah agar PMI terus menjalin kemitraan dan mendorong disosialisasikannya Renkon sehingga ketika akan terjadi bencana semua pihak berada dalam satu komando, resiko yang ditimbulkan pun berkurang atau nihil. So, mampukah PMI menjalankan tugas ini??? Kerja...kerja..dan bekerja.(Tommy).