Pada bulan September mendatang
PMI Kabupaten Manggarai akan menggelar simulasi pra bencana yang melibatkan 3
kabupaten lainnya yakni PMI Kab. Mabar, PMI Kab. Matim dan PMI Kab. Nagekeo.
Guna memantapkan acara dimaksud Ketua PMI Kab. Manggarai Bpk. Rony Kaunang,
BcKN mengundang para relawan PMI Kab Manggarai untuk membicarakan pelbagai
persiapan yang diperlukan.
“Kita akan mengadakan tiga kali
pertemuan untuk menyukseskan simulasi pra bencana, dan sore hari ini adalah
pertemuan awal atau pertama dari serangkaian pertemuan tersebut” demikian kata
Pak Rony membuka pertemuan yang dihadiri segelintir relawan PMI Kab. Manggarai.
Dalam simulasi kali ini Pak Rony menawarkan
2 opsi ancaman bencana alam yaitu banjir atau gunung api dan memilih iteng
sebagai lokasi berlangsungnya simulasi. Menanggapi tawaran Pak Ketua, Thomy
Hikmat menganjurkan agar pemilihan iteng sebagai lokasi ancaman bencana harus
dipikirkan lagi. “Iteng mungkin tidak terlalu represetan dengan potensi ancaman
bencana banjir dan gunung berapi , “kata Thomy. Karena itu Thomy berpendapat
agar lokasi bencana disesuaikan dengan ancaman bencana yaitu atau Robo atau
Reo. Jika memilih Reo maka ancaman bencananya adalah banjir dan jika memilih
Robo maka ancaman bencananya adalah gunung berapi. Untuk diketahui dua lokasi
ini memang sudah pernah ditimpa 2 bencana di atas dan masih berpotensi jika
terjadi bencana alam lagi (red).
Pak Ketua menerima masukan Thomy
dan meminta forum untuk memilih dari dua lokasi yang ditawarkan Thomy.
Tidak berbeda jauh dengan
pemikiran sebelumnya, Elson, salah seorang staf Posko Markas PMI Manggarai
menekankan kesesuaian antara lokasi pelaksanaan simulasi dan pontensi ancaman
bencana. Bagi Elson, Iteng dapat dijadikan lokasi simulasi akan tetapi ancaman
bencananya bukan lagi banjir atau letusan gunung api melainkan tsunami karena
daerah tersebut adalah kawasan pesisir pantai. Sedangkan Otp, Ketua Korps
Relawan PMI Manggarai mengusulkan agar pemilihan lokasi simulasi harus mempertimbangkan
jarak tempuh peserta dan persiapan dana yang akan dialokasikan. Berdasarkan
alasan tersebut ketua KSR serentak sekdes Desa Nao ini lebih memilih Desa Robo
sebagai lokasi ancaman bencana letusan gunung api, dengan alasan jarak tempuhnya
lebih dekat dan dengan demikian bisa menekan biaya transportasi. Sementara itu
Marsel salah seorang staf Markas mengingatkan agar simulasi hendaknya
berpedoman pada renkon internal PMI karena itu sedapat mungkin melibatkan
SKPD-SKPD terkait.
Setelah berlangsung cukup lama,
akhirnya forum memutuskan bahwa simulasi pra bencana akan berlangsung di desa
Robo dengan ancaman bencananya adalah letusan gunug berapi.
Diskusi pun berlanjut pada
akomodasi penginapan para peserta simulasi. Pak Rony menganjurkan supaya para
peserta menginap di penginapan Efata dan biaya penginapan akan dibebankan
kepada para peserta yang terlibat. Thomy mengusulkan agar sebaiknya relawan
mendirikan barak penginapan langsung di lokasi simulasi agar seluruh peserta
lebih “masuk” dalam proses tanggap bencana yang disimulasikan. Lebih dari itu
pertimbagan lainnya pemusatan kegiatan di satu tempat lebih memudahkan untuk
berkoordinasi selama proses simulasi.
Anjuran Thomy diterima Pak Ketua
dengan penambahan bahwa PMI Manggarai sebagai pihak penyelenggara mesti menyiapkan
segala fasilitas yang nyaman bagi seluruh peserta simulasi. Menanggapi hal itu
Ebit salah satu relawan yang aktif sekaligus Pembina PMR SMK Elanus menganjurkan
agar para peserta membawa perlengkapan tidur masing-masing. Melengkapi apa yang
disampaikan Ebit, Dus salah seorang staf Markas mengusulkan agar PMI Manggarai
bisa bekerjasama dengan BPBD Kab. Manggarai agar bisa mendapatkan perlengkapan
tidur yang cukup komplit.
Semua masukan dari para peserta
menjadikan diskusi awal menjelang simulasi PB 2014 ini menjadi berisi. Para
relawan yang hadir pun cukup antusias untuk menyukseskan event penting ini.
Ibu Irma dan Pak Wig, dua relawan
PMI yang juga dosen STKIP Ruteng mengusulkan kalau boleh mahasiswa anggota IMAPALA
dan relawan PMI yang berada di STKIP Ruteng dilibatkan pada simulasi nanti agar
bisa menambah pengetahuan mereka tentang kepalangmerahan.
Usul ini disambut baik oleh Pak
Ketua dan meminta agar relawan PMI asal STKIP Ruteng mengutus beberapa orang
mahasiswi sehingga bisa menangani korban bencana yang lebih membutuhkan peran kaum
perempuan.
Akhirnya sebelum menutup rapat
awal ini atas nama forum Pak Rony mempercayakan Thomy dan Otp untuk merancang
setting atau scenario bencana yang akan dipresentasikan pada saat simulasi
nanti. (gws)
SEGENAP RELAWAN PMI MANGGARAI MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA PAK ELFRID & IBU YANG DIKARUNIAI PUTERI PERTAMA BEBERAPA HARI YANG LALU.
Berita Lainnya
Mengubah Paradigma Jual Beli Darah
Gladi Posko di Makodim 1612 (hari kedua)
Gladi Posko di Makodim 1612 (hari pertama)
Informasi Blood 4 Life
Sosialisasi Donor Darah Dan Kepalamerahan di STKIP Ruteng
Menggugah Humanity Side (Donor Darah di Golo Wua)
Persiapan Akomodasi Menjelang Donor Darah
PMI Bekerjasama Dengan Telkomsel
PMI Kab-Manggarai Menerima Kedatangan Rombongan Stikes Cinta Mandiri Husada Kupang
Gladi Posko di Makodim 1612 (hari kedua)
Gladi Posko di Makodim 1612 (hari pertama)
Informasi Blood 4 Life
Sosialisasi Donor Darah Dan Kepalamerahan di STKIP Ruteng
Menggugah Humanity Side (Donor Darah di Golo Wua)
Persiapan Akomodasi Menjelang Donor Darah
PMI Bekerjasama Dengan Telkomsel
PMI Kab-Manggarai Menerima Kedatangan Rombongan Stikes Cinta Mandiri Husada Kupang