Pada Sabtu (19/3) dan Minggu (20/3), STKIP St. Paulus Ruteng melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat memberikan pelatihan tentang Komunikasi Terapeutik dalam Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien kepada Para Staf Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kab. Manggarai. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara STKIP St. Paulus Ruteng dan Palang Merah Indonesia yang menjadi salah satu penanggung jawab terhadap Unit Transfusi Darah. Gedung Markas PMI Kabupaten Manggarai yang terletak dalam kompleks Kantor DPRD Kabupaten Manggarai. menjadi tempat pelaksanaan kegiatan. Belasan staf UTD dan staf Markas PMI Kab. Manggarai hadir menjadi peserta dalam kegiatan yang berlangsung dari pukul 15.00 hingga 18.45 Wita.
Dalam dua hari ini, dua tema utama masing-masing disajikan yaitu tentang Komunikasi Umum dan Public Speaking. Pada hari pertama, materi pelatihan tentang komunikasi umum diberikan oleh salah seorang anggota Tim PKM STKIP St. Paulus Ruteng, yaitu Fransiskus Sales Lega, M.Th. Dalam materinya, Lega menjelaskan dengan lugas pengertian, fungsi, prinsip, dan konteks komunikasi. Sementara pada hari kedua, Rudolof Ngalu, S.Fil., M.Pd. hadir sebagai nara sumber yang menyajikan materi tentang Public Speaking. Ia secara lebih praktis menjelaskan tentang teknik dan tips saat menjadi pembicara di umum. Para peserta cukup antusias mengikuti kegiatan di dua hari ini yang dibuktikan dengan keaktifan mereka dalam sesi tanya jawab.
Ketua PMI Kab. Manggarai, Rony Kaunang, melalui salah seorang stafnya menyambut positif kegiatan ini. Peningkatan mutu pelayanan staf UTD khususnya dan relawan PMI pada umumnya tak bisa dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas komunikasi saat melayani pasien dan masyarakat. Ia berharap kegiatan serupa bisa dijalankan secara reguler setiap tahunnya dan bisa menghasilkan luaran seperti SOP pelayanan yang bermutu.
Koordinator Tim PKM STKIP St. Paulus Ruteng dalam kegiatan ini, Chrispinus H. Jebarus, M.Th., mengungkapkan kelegaannya atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa banyak kendala dalam proses pelaksanaan kegiatan ini, terutama menyangkut waktu yang sesuai antara tim dan peserta. “Saya lega, akhirnya bisa dilaksanakan. Para Staf UTD ini sangat padat kegiatannya. Sulit mendapatkan waktu yang tepat untuk mengumpulkan semuanya...”, ujarnya. Ia berharap kegiatan lanjutan yang akan diadakan dua minggu mendatang bisa berjalan sesuai rencana dan mendapat sambutan serupa seperti pada dua hari ini.
(Chrispinus Jebarus )
Selasa, 29 Maret 2016
Jumat, 11 Maret 2016
MENGENAL POSKO PMI KABUPATEN MANGGARAI
Posko PMI Kab Manggarai. Dlm Gambar: Charles, Echon Elfird, Pa Willy Dugis |
Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki
peran yang sangat besar dalam menanggulangi bencana yang bisa datang kapan
saja. Dalam situasi darurat (bencana) koordinasi dan akurasi iformasi sangat
menentukan langkah lanjutan yang harus diambil untuk menanggulangi bencana.
Karena itu dibutuhkan suatu centra informasi.
Dalam organisasi kemanusiaan PMI, Posko memainkan peran itu.
Sejak tiga tahun silam PMI Kabupaten
Manggarai telah memberlakukan posko “siaga” selama 24 jam. Hal ini bertujuan
agar bisa memaksimalkan pelayanan PMI sebagai organisasi kemanusiaan terdepan bagi
warga masyarakat Kabupaten Manggarai. Dengan demikian PMI selalu sigap baik
dalam situasi normal maupun dalam keadaan darurat bencana.
Pada situasi Normal : Peran posko PMI Kabupaten Manggarai
adalah menerima informasi, mengolah dan menginformasikannya kepada staf markas,
Pengurus dan para sukarelawan PMI. Selain menangani bencana PMI juga memiliki peran
dan tanggung jawab yang besar dalam menyediakan stok darah yang cukup. Karena
itu posko menyokong peran PMI ini dengan menginformasikan kegiatan donor darah,
pemeriksaan golongan darah, informasi stock darah, dan kegiatan-kegiatan
lainnya yang berkaitan dengan sosialisasi donor darah.
Posko PMI Kab. Manggarai juga berkewajiban
men-share-kan informasi-informasi tertentu kepada PMI Provinsi NTT dan PMI
Pusat maupun dengan Dinas-dinas terkait di daerah.
Pada situasi
Darurat Bencana: Posko PMI Kabupaten Manggarai akan
berperan sebagai pusat pengendalian kegiatan penanggulangan bencana yang
meliputi kegiatan perencanaan, pengkoordinasian dan pemantauan (monitoring). Posko
dapat “berpindah markas” ke lokasi sekitar bencana (biasa dinamakan Posko
Lapangan) untuk meningkatkan garis koordinasi dalam operasi penyelamatan.
Dalam penanganan bencana tentu saja perangkat
pengendalian operasi menjadi hal yang prinsipil dan mutlak diperlukan. Dengan demikian setiap tim dapat bekerja dengan
efektif dan terstruktur. PMI pernah menerapkan posko Lapangan secara simulatif
pada kegiatan Simulasi Penanganan Bencana gunung berapi dua tahun lalu di desa
Robo, Kecamatan Wae Rii, Kab. Manggarai. (baca:Utusan dari 4 PMI Kabupaten dan Utusan dari Instansi Terkait Mengikuti Simulasi Penanganan bencana Yang Diselenggarakan PMI Kab. Manggarai). Dalam simulasi yang berlangsung dua
hari itu (19-20 September 2014) tampak jelas bahwa Posko Lapangan
benar-benar dijadikan sebagai pusat pengendalian operasi. Berbagai kegiatan terkontrol. Pprinsip-prinsip
manajemen bencana pun dapat diaplikasikan dengan baik mulai dari perencanaan, pengkoordinasian
sampai pemantauan (monitoring). Walaupun masih ada beberapa hal teknis yang mesti dibenahi akan tetapi
menurut kami “Simulasi Robo” bisa
menggambarkan penerapan posko lapangan yang representatif dan efektif.
Posko yang berfungsi baik tentu saja harus didukung pula oleh
staf posko yang memiliki manajemen yang baik. Karena itu staf posko berusaha selalu
berbenah diri dan memperkuat kapasitas pengetahuan tentang komunikasi. Dalam kaitan dengan
hal itu selain mengikuti berbagai pelatihan
yang diinisiatifi PMI, sebagai staf Posko kami juga menyadari harus memperkaya
diri dengan menggunakan berbagai media yang ada seperti Radio komunikasi, internet,
Televisi, telepon seluler dan berbagai media komunikasi lainnya.
Harus
diakui bahwa transmisi informasi tidak semuanya berjalan lancar baik dari
masyarakat ke Posko PMI maupun sebaliknya dari Posko PMI ke masyarakat (dalam
hal ini otoritas wilayah seperti kepala desa). Hal ini terkendala bukan saja
karena minimnya peralatan komunikasi yang memadai di desa (lokasi rawan
bencana) tetapi juga topografi beberapa daerah manggarai yang sedikitnya
menghalangi akses komunikasi. Akan tetapi hali ini tidak sesulit menegakan benang yang basah. Karena kami
yakin dengan dukungan masyarakat terutama support yang kuat dari para
sukarelawan PMI Manggarai, kita semua terlebih Posko PMI manggarai tetap siaga
dan siap bekerja baik dalam situasi normal (tanpa bencana) maupun dalam situasi
darurat bencana. Akhirnya masukan dari anda semua, pejuang kemanusiaan, guna menjadikan
posko PMI sebagai pusat data dan informasi, kami nantikan.
Salam Kemanusian!!! **‘BY: Charles
Arman’**
Berita Lainnya
Ratusan Siswa SDI Dongang Mendapat Pemeriksaan Goldar Gratis
UTD PMI KAB. MANGGARAI DISERBU
7000 ORANG DITARGETKAN MENDAPATKAN PEMERIKSAAN GOLDAR
Senin, 07 Maret 2016
Ratusan Siswa SDI Dongang Diperiksa Goldar-nya
Ibu Raimunda Wolos, S.Pd Kepsek SDI Dongang |
Ratusan siswa SDI Dongan Kec. Langke Rembong
mendapat pemeriksaan gratis golongan darah. Kegiatan yang digalakan PMI Kab.
Manggarai ini merupakan bagian dari target pemeriksaan goldar untuk 7000 orang
di tahun 2016.
Kepala Sekolah SDI Dongang , Ibu Raimunda Wolos,
S.Pd mengatakan sangat antusias dengan kegiatan pemeriksaan goldar gratis di
sekolah pimpinannya. Menurut beliau kegiatan pemeriksaan goldar gratis belum
pernah ada sebelumnya di SDI Dongang. Kegiatan serupa (berkaitan dengan
kesehatan-red) memang ada tapi bukan
dilakukan oleh PMI melainkan kegiatan yang digalakan oleh puskesmas dalam
rangka BIAS (Bulan Imunisasi nasional untuk sekolah –red). Ibu Raimunda
menambahkan bahwa SDI Dongang (para siswa dan guru) akan tetap mendukung
kegiatan kemanusiaan yang digalakan PMI. Kami tidak pernah alpa memberikan
sumbangan (baca: sumbangan bulan dana PMI-red)
yang digalakan PMI, imbuh beliau. Kepsek yang selalu ceria
ini menambahkan agar para staf PMI juga menyempatkan diri untuk
memberi sosialisasi ihwal PMI kepada para siswa SDI Dongang. Terus terang sebagian besar siswa belum mengenal PMI dan juga tidak tahu tentang manfaat kegiatan hari ini, "kata Raimunda. Kalau dari pihak PMI ada sosialisai diharapkan para siswa bisa mengenal dan
memahami slebih dini tentang kegiatan kemanusiaan yang dijalankan PMI, khususnya PMI Kab. Manggarai.
Marsel Seda, Kepala Markas PMI Kab. Manggarai,
dihubungi secara terpisah, mengatakan akan menindaklanjuti anjuran ibu Raimunda dan akan membicarakannya dengan Ketua PMI Kab. Manggarai dan Direktur
UTD PMI Kab. Manggarai.
Dalam pantauan media PMI Kab. Manggarai para siswa sangat
antusias dalam kegiatan pemeriksaan goldar ini. Sebagian siswa berada di dalam
ruangan kelas. Sebagian lagi berbaris memanjang menghadap pintu masuk ruangan
kelas. Tampak beberapa orang guru membantu petugas PMI menertibkan para siswa.
Terlebih ada beberapa orang siswa yang takut bahkan sampai menangis ketika
hendak diambil sampel darahnya. Untunglah dengan berbagai cara para guru
berhasil meyakinkan si anak sehingga tidak merasa takut berlebihan ketika
diambil sampel darahnya. Menurut data PMI para siswa (juga guru -red) yang berhasil diperiksa golongan darahnya berjumlah 314 orang.
Seorang siswi ketakutan ketika hendak diambil sampel darahnya terpaksa dibantu oleh beberapa orang guru (foto:gws) |
PMI tetap berkomitmen untuk menyediakan pelayanan terbaik bagi masyarakat terlebih dalam menyiapkan stok darah yang cukup bagi masyarakat Manggarai Raya. (Untuk diketahui sampai sekarang PMI Manggarai menyediakan darah untuk pasien yang berasal dari tiga kabupaten Manggarai Raya). Dengan aksi pemeriksaan goldar gratis ini diharapkan selain mengetahui goldarnya para siswa juga kelak tertarik untuk bergabung menjadi sukarelawan PMI terlebih bersedia menyumbangkan darahnya bagi mereka yang membutuhkan.***gws***
Selasa, 01 Maret 2016
UTD PMI Manggarai Diserbu Calon Donor
Waktu menunjukkan pukul 11.00 Wita sementara di luar hujan turun dengan lebatnya, sekelompok orang berkerumun di depan ruangan UTD PMI Kab. Manggarai. Mereka adalah keluarga pasien dan para calon donor yang menunggu antrian untuk mendonorkan darah. Rupanya situasi yang sama juga tampak di dalam ruangan tunggu (ruangan tensi) UTD PMI kab. Manggarai, banyak orang berjubel dan mengantri untuk ditensi oleh Polce, salah seorang staf UTD PMI Manggarai.
Sebagian donor "terpaksa" berdiri karena tidak mendapat tempat duduk |
Menurut Veronika Sijun, bendahara UTD PMI Manggarai, di awal bulan seperti ini memang petugas UTD hampir "kewalahan" menangani para donor yang datang mendonorkan darahnya.
Dari kanan ke kiri: Herlin, Hartyn, Vero, tiga orang staf PMI di ruangan lab. UTD PMI |
Untuk diketahui ruangan aftaf UTD PMI Manggarai memiliki 3 tempat tidur donor. Dengan kapasitas seperti itu berarti hanya tiga orang donor yang bisa diambil darahnya sedangkan yang lain harus mengantri. Bagi masyarakat yang tidak mau mengantri PMI masih menyiapkan kesempatan alternatif, pada sore bahkan malam hari. Sejak beberapa bulan silam UTD PMI beroperasi selama 24 jam penuh. Para petugas melayani donor secara bergantian (shift). Ada tiga shift: pertama dari jam 08.00-14.00, shitf kedua dari pukul 14.00-20.00 dan shift ketiga dari pukul 20.00-08.00. Akan tetapi sebaiknya para calon donor mendonorkan darahnya pada pukul 08.00-13.00 karena pada jam seperti itu petugasnya lebih banyak ketimbang sore atau malam hari.**
Berita Lainnya
7000 orang akan dicek Goldar-nya di tahun 2016
PERTAMA ke Manggarai
Manajemen Tanggap Darurat
Ayo Gabung Menjadi Sukwan PMI
Say Love to PMI Manggarai |
Langganan:
Postingan (Atom)