Penyebab Erosi
Pada tanah-tanah berlereng, erosi
menjadi persoalan yang serius, dimana kemiringan dan panjang lereng merupakan
dua unsur yang berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Kemiringan
lereng berpengaruh terhadap kecepatan aliran permukaan, sehingga memperbesar
daya perusakan oleh air. Jika kecepatan aliran meningkat dua kali, maka jumlah
butir-butir tanah yang tersangkut menjadi 32 kali lipat (Arsjad, 1983). Dan
bila panjang lereng menjadi dua kali lipat, maka umumnya erosi yang terjadi
akan meningkat 1,5 kali (Nurhajati Hakim, 1986).
Semakin besar jumlah hujan yang jatuh,
maka semakin besar pula jumlah aliran permukaan yang terjadi, yang berarti daya
penghanyutan partikel-partikel tanah yang terlepas dan daya gerus terhadap
permukaan tanah semakin besar.
Bioengineering
Permasalahan
yang dihadapi dalam pengendalian erosi lereng, terutama di daerah yang memiliki
curah hujan yang panjang dan tinggi sulit untuk dituntaskan dalam jangka
panjang. Desain yang ada selama ini adalah dengan membangun kanal atau teras
penahan material yang mengalir. Pada titik tertentu akan meluap atau mengalir
ke sisi penahan yang rendah. Akibatnya adalah membuat aliran material baru.
Deskripsi
Vetiver
Vetiver, yang di Indonesia dikenal
sebagai akar wangi (Vetiveria zizanioides) atau usar (Vetiver
nigritana), adalah sejenis rumput-rumputan berukuran besar yang memiliki
banyak keistimewaan. Sedangkan dalam bahasa daerah dikenal dengan useur (Gayo),
urek usa (Minang Kabau), hapias (Batak), narwasetu atau usar (Sunda), larasetu
(Jawa), karabistu (Madura), nausina fuik (Roti), tahele (gorontalo), akadu
(buol), sere ambong (Bugis), babuwamendi (Halmahera), garamakusu batawi
(Ternate), baramakusu buta (Tidore)
Bibit Rumput Vetiver
Rumput vetiver dapat tumbuh di
perukitan, dataran rendah, bahkan di daerah rawa atau pada tanah yang
kondisinya buruk (bekas tambang), baik di daerah dengan curah hujan rendah,
kurang dari 200 mm, mapun curah hujan tinggi lebih dari 3000 mm (Booth dan
Adinata, 2004).
Bentuk Fisik Rumput Vetiver
Bentuk Rumput Vetiver
a. Tanaman ini merupakan
tanaman tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi 1.5 – 2.5 m .
b. Sistem perakarannya
dalam dan masif , mampu masuk sangat jauh kedalam tanah. Bahkan ada yang mampu
menembus hingga kedalaman 5.2 meter.
c. Bila ditanam di
lereng-lereng keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus
dan menjadi semacam jangkar yang kuat. Cara kerja akar ini seperti besi kolom
yang masuk ke dalam menembus lapisan tanah, dan pada saat yang sama menahan
partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya. Kondisi seperti ini dapat
mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki
sebagai ”kolom hidup”.
d. Batangnya kaku dan
keras, tahan terhadap aliran air dalam (0.6 – 0.8 m)
e. Jika ditanam
berdekatan, membentuk baris/pagar yang rapat. Hal tersebut akan mengurangi
kecepatan aliran, mengalihkan menahan matrial sediment dengan tanpa merubah
arus air dan dapat menjadi filter yang sangat efektif.
f. Tidak menghasilkan
bunga dan biji yang dapat menyebar liar seperti alang-alang atau rerumputan
lainnya.
Syarat Tumbuh
a. Toleran tumbuh di
ketinggian 500 – 1500 m dpl, curah hujan 500 – 2.500 mm per tahun, suhu udara
lingkungan 17 – 270C. Membutuhkan sinar matahari yang cukup dan lahan terbuka.
Kondisi lahan terbaik adalah tanah berpasir atau derah aliran gunung berapi.
Meskipun pada lahan yang ekstrim masih mampu tumbuh.
b. Waktu penanaman dapat
sepanjang tahun, namun yang terbaik pada awal musim hujan.
Cara Kerja Vetiver
Keunggulan Vetiver
Biasanya Dibuat Seperti Pagar
a. Tahan terhadap
variasi cuaca, seperti : kekeringan panjang, banjir, genangan dan temperatur –
14º C sampai 55º C.
b. Mempunyai daya
adaptasi pertumbuhan yang sangat luas pada berbagai kondisi tanah, seperti pada
tanah masam (mengandung mangan dan aluminium),pada tanah bersalinitas tinggi
dan mengandung banyak natrium,pada tanah yang mengandung logam berat, seperti :
Ar, Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Se dan Zn,tahan terhadap rentang pH tanah : 3 –
10.5
c. Mampu menembus
lapisan keras hingga kedalaman 15 cm. Dengan kemampuan tersebut, dapat bekerja
sebagai paku tanah atau pasak yang hidup.
d. VS sangat praktis,
tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan
sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan
Kelemahan Vetiver
a. Karena pola
pertumbuhan vetiver yang tegak lurus atau vertikal terhadap tanah, maka
disarankan penanamannya dikombinasikan dengan jenis tanaman penutup tanah,
seperti bahia, rumput pahit (carpet grass) atau jenis kacang-kacangan (legume).
Sehingga tanaman penutup tanah tersebut dapat mengurangi percikan dan aliran
permukaan terutama pada awal pertumbuhan vetiver.
b. Pada bagian depan,
terlihat rumput Bahia menutupi permukaan tanah, sebelum tunas vetiver tumbuhnya
merapat dan daunnya rimbun
c. Karena vetiver adalah
tanaman hidup, sehingga tidak dapat langsung berfungsi dengan baik dalam
menangani erosi permukaan. Tanaman ini masih memerlukan waktu atau suatu proses
yaitu proses pertumbuhan.
Cara Penanaman dan Biaya Operasional
Dalam penanaman vetiver, baik untuk
jarak bibit dalam baris (jarak horizontal) maupun jarak vertikal antar strip
vetiver, tergantung dari rawan atau tidak rawannya jenis tanah maupun
kemiringan lereng. Hal tersebut tertuang dalam konsep buku panduan : “Penanaman
rumput Vetiver untuk Pengendalian Erosi pada lereng Jalan” yang sedang
disusun oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2009 ini. Di
dalam buku panduan tersebut termasuk di dalamnya perhitungan perkiraan biaya
yang dibutuhkan untuk : penyiapan bibit (pupuk, tanah subur, polibag,
pemeliharaan) , penanaman (penggalian, pemupukan dasar, penanaman,
penutupan lubang kembali) dan pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, pemupukan,
penyiraman) serta penyulaman (mengganti tanaman yang mati).
Peluang Investasi
teknologi penggunaan vetiver sebagai
penahan erosi dapat membuka peluang-peluang investasi baru. Peluang investasi
tersebut dapat dilakukan pada dua hal, yaitu dalam hal pembibitan/pemasaran
bibit pada calon pengguna, dan dalam hal penggunaan itu sendiri.
Keduanya merupakan sebuah proses yang dapat menggunakan pola kerjasama antara
dunia usaha dan masyarakat, dengan dukungan pemerintah. Peluang-peluang
tersebut antara lain :
a. Dengan teknologi
vetiver (vetiver system) merupakan investasi lingkungan yang tidak ternilai ,
karena merupakan teknologi ramah lingkungan yang berorientasi jangka panjang
b. Dengan memberdayakan
masyarakat , dimana :
Dengan
melibatkan penduduk setempat untuk menyediakan bibit, dapat menambah pendapatan mereka
Dalam proses produksi
bibit, penanam modal dapat bekerja sama dengan masyarakat (pemberdayaan
masyarakat). Masyarakat dapat melakukan pembibitan dengan metode penggunaan polybag.
Misalnya penanam modal menjamin keseluruhan biaya yang diperlukan
dalam pembibitan tersebut. Pendapatan untuk masyarakat dapat diperoleh malalui
sistem bagi hasil dengan penanam modal, atau secara sederhana dengan menjual
langsung bibit-bibit polybag tersebut dalam skala harga tertentu yang
disepakati.
Biaya produksi bibit
vetiver maupun biaya penanaman dan pemeliharaannya secara keseluruhan masih
relatif lebih murah dibanding metode kimia dan mekanik. Artinya, produsen
vetiver dapat menjual VS ini dengan harga yang lebih murah dibanding penyedia
metode lain. Inilah yang mendasari prospek vetiver di pasaran. Tentunya,
penggunaan vetiver juga tidak terbatas untuk pencegah erosi saja, sehingga
peluang pasar lain juga masih terbuka.
- Produk samping : daunnya dapat digunakan bermacam-macam kerajinan tangan, seperti
: tas, taplak meja, tas, dll
- antara
baris pertanaman vetiver untuk bibit , masyarakat masih dapat menanam
palawija atau sayuran
- Yang
perlu diperhatikan : adanya PERDA yang mengatur,
agar pertanaman vetiver untuk bibit tidak merusak tanah, antara lain :
- persyaratan
tempat/area untuk penanaman untuk bibit vetiver (misalnya di tempat datar).
- membatasi agar lahan
budidaya vetiver tidak meluas tanpa kendali.
- dll
(Dari berbagai sumber)