Selamat Datang Di Blog PMI Kabupaten Manggarai. Terima Kasih Kepada Para Donor Sukarela: Sekantong Darah Yang Anda Sumbangkan Menyelamatkan Nyawa Saudara/i Kita Yang Membutuhkan. Tetaplah Setia Mendonorkan Darah Setiap Tiga Bulan. Kami Tetap Menantikan Kedatangan Anda

Selasa, 14 Februari 2017

Rumput Vetiver Pencegah Erosi dengan Bioengineering



Penyebab Erosi
Pada tanah-tanah berlereng, erosi menjadi persoalan yang serius, dimana kemiringan dan panjang lereng merupakan dua unsur yang berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Kemiringan lereng berpengaruh terhadap kecepatan aliran permukaan, sehingga memperbesar daya perusakan oleh air. Jika kecepatan aliran meningkat dua kali, maka jumlah butir-butir tanah yang tersangkut menjadi 32 kali lipat (Arsjad, 1983). Dan bila panjang lereng menjadi dua kali lipat, maka umumnya erosi yang terjadi akan meningkat 1,5 kali (Nurhajati Hakim, 1986).
Semakin besar jumlah hujan yang jatuh, maka semakin besar pula jumlah aliran permukaan yang terjadi, yang berarti daya penghanyutan partikel-partikel tanah yang terlepas dan daya gerus terhadap permukaan tanah semakin besar.

Bioengineering
Permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian erosi lereng, terutama di daerah yang memiliki curah hujan yang panjang dan tinggi sulit untuk dituntaskan dalam jangka panjang. Desain yang ada selama ini adalah dengan membangun kanal atau teras penahan material yang mengalir. Pada titik tertentu akan meluap atau mengalir ke sisi penahan yang rendah. Akibatnya adalah membuat aliran material baru.

Deskripsi Vetiver
Vetiver, yang di Indonesia dikenal sebagai akar wangi (Vetiveria zizanioides) atau usar (Vetiver nigritana), adalah sejenis rumput-rumputan berukuran besar yang memiliki banyak keistimewaan. Sedangkan dalam bahasa daerah dikenal dengan useur (Gayo), urek usa (Minang Kabau), hapias (Batak), narwasetu atau usar (Sunda), larasetu (Jawa), karabistu (Madura), nausina fuik (Roti), tahele (gorontalo), akadu (buol), sere ambong (Bugis), babuwamendi (Halmahera), garamakusu batawi (Ternate), baramakusu buta (Tidore)


Bibit Rumput Vetiver
Rumput vetiver dapat tumbuh di perukitan, dataran rendah, bahkan di daerah rawa atau pada tanah yang kondisinya buruk (bekas tambang), baik di daerah dengan curah hujan rendah, kurang dari 200 mm, mapun curah hujan tinggi lebih dari 3000 mm (Booth dan Adinata, 2004).

Bentuk Fisik Rumput Vetiver


Bentuk Rumput Vetiver
a.   Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi 1.5 – 2.5 m .
b.   Sistem perakarannya dalam dan masif , mampu masuk sangat jauh kedalam tanah. Bahkan ada yang mampu menembus hingga kedalaman 5.2 meter.
c.    Bila ditanam di lereng-lereng keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat. Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya. Kondisi seperti ini dapat mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki sebagai ”kolom hidup”.
d.   Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air dalam (0.6 – 0.8 m)
e.   Jika ditanam berdekatan, membentuk baris/pagar yang rapat. Hal tersebut akan mengurangi kecepatan aliran, mengalihkan menahan matrial sediment dengan tanpa merubah arus air dan dapat menjadi filter yang sangat efektif.
f.   Tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat menyebar liar seperti alang-alang atau rerumputan lainnya.

Syarat Tumbuh
a.   Toleran tumbuh di ketinggian 500 – 1500 m dpl, curah hujan 500 – 2.500 mm per tahun, suhu udara lingkungan 17 – 270C. Membutuhkan sinar matahari yang cukup dan lahan terbuka. Kondisi lahan terbaik adalah tanah berpasir atau derah aliran gunung berapi. Meskipun pada lahan yang ekstrim masih mampu tumbuh.
b.   Waktu penanaman dapat sepanjang tahun, namun yang terbaik pada awal musim hujan.

    Cara Kerja Vetiver



Keunggulan Vetiver
Biasanya Dibuat Seperti Pagar
a.   Tahan terhadap variasi cuaca, seperti : kekeringan panjang, banjir, genangan dan temperatur – 14º C sampai 55º C.
b.   Mempunyai daya adaptasi pertumbuhan yang sangat luas pada berbagai kondisi tanah, seperti pada tanah masam (mengandung mangan dan aluminium),pada tanah bersalinitas tinggi dan mengandung banyak natrium,pada tanah yang mengandung logam berat, seperti : Ar, Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Se dan Zn,tahan terhadap rentang pH tanah : 3 – 10.5
c.    Mampu menembus lapisan keras hingga kedalaman 15 cm. Dengan kemampuan tersebut, dapat bekerja sebagai paku tanah atau pasak yang hidup.
d.   VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan

Kelemahan Vetiver
a.   Karena pola pertumbuhan vetiver yang tegak lurus atau vertikal terhadap tanah, maka disarankan penanamannya dikombinasikan dengan jenis tanaman penutup tanah, seperti bahia, rumput pahit (carpet grass) atau jenis kacang-kacangan (legume). Sehingga tanaman penutup tanah tersebut dapat mengurangi percikan dan aliran permukaan terutama pada awal pertumbuhan vetiver.
b.   Pada bagian depan, terlihat rumput Bahia menutupi permukaan tanah, sebelum tunas vetiver tumbuhnya merapat dan daunnya rimbun
c.    Karena vetiver adalah tanaman hidup, sehingga tidak dapat langsung berfungsi dengan baik dalam menangani erosi permukaan. Tanaman ini masih memerlukan waktu atau suatu proses yaitu proses pertumbuhan.
   


      Cara Penanaman dan Biaya Operasional                                 
    Dalam penanaman vetiver, baik untuk jarak bibit dalam baris (jarak horizontal) maupun jarak vertikal antar strip vetiver, tergantung dari rawan atau tidak rawannya jenis tanah maupun  kemiringan lereng. Hal tersebut tertuang dalam konsep buku panduan : “Penanaman rumput Vetiver untuk Pengendalian Erosi pada lereng Jalan”  yang sedang disusun oleh  Puslitbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2009 ini. Di dalam buku panduan tersebut termasuk di dalamnya perhitungan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk : penyiapan bibit (pupuk, tanah subur, polibag, pemeliharaan)  , penanaman (penggalian, pemupukan dasar, penanaman, penutupan lubang kembali) dan pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, pemupukan, penyiraman) serta penyulaman (mengganti tanaman yang mati).

     Peluang Investasi
   teknologi penggunaan vetiver sebagai penahan erosi dapat membuka peluang-peluang investasi baru. Peluang investasi tersebut dapat dilakukan pada dua hal, yaitu dalam hal pembibitan/pemasaran bibit pada calon pengguna, dan dalam hal penggunaan itu sendiri. Keduanya merupakan sebuah proses yang dapat menggunakan pola kerjasama antara dunia usaha dan masyarakat, dengan dukungan pemerintah. Peluang-peluang tersebut antara lain :
a.   Dengan teknologi vetiver (vetiver system) merupakan investasi lingkungan yang tidak ternilai , karena merupakan teknologi ramah lingkungan yang berorientasi jangka panjang
b.   Dengan memberdayakan masyarakat , dimana :
Dengan melibatkan penduduk setempat untuk menyediakan bibit, dapat menambah pendapatan mereka
Dalam proses produksi bibit, penanam modal dapat bekerja sama dengan masyarakat (pemberdayaan masyarakat). Masyarakat dapat melakukan pembibitan dengan metode penggunaan polybag.  Misalnya penanam modal menjamin keseluruhan biaya yang diperlukan dalam pembibitan tersebut. Pendapatan untuk masyarakat dapat diperoleh malalui sistem bagi hasil dengan penanam modal, atau secara sederhana dengan menjual langsung bibit-bibit polybag tersebut dalam skala harga tertentu yang disepakati.
Biaya produksi bibit vetiver maupun biaya penanaman dan pemeliharaannya secara keseluruhan masih relatif lebih murah dibanding metode kimia dan mekanik. Artinya, produsen vetiver dapat menjual VS ini dengan harga yang lebih murah dibanding penyedia metode lain. Inilah yang mendasari prospek vetiver di pasaran. Tentunya, penggunaan vetiver juga tidak terbatas untuk pencegah erosi saja, sehingga peluang pasar lain juga masih terbuka.
  •     Produk samping : daunnya dapat digunakan bermacam-macam kerajinan tangan, seperti : tas, taplak meja, tas, dll
  •     antara baris pertanaman vetiver untuk bibit , masyarakat masih dapat menanam palawija atau sayuran
  •     Yang perlu diperhatikan : adanya PERDA yang mengatur, agar pertanaman vetiver untuk bibit tidak merusak tanah, antara lain :
  •       persyaratan tempat/area untuk penanaman untuk bibit vetiver (misalnya di tempat datar).
  •            membatasi agar lahan budidaya vetiver tidak meluas tanpa kendali.
  •      dll

          (Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: