tanah berlereng, erosi menjadi persoalan yang serius dimana kemiringan dan panjang lereng merupakan dua unsur yang berpengaruh terhadap kecepatan aliran permukaan dan erosi sehingga memperbesar daya perusakan oleh air.
Sabtu, 28 Januari 2017 bertempat
di Dusun Gapong dan Wela, Desa Gapong Kecamatan Cibal, Komisi Pengembangan
Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Ruteng, SPARC Ruteng, PMI Kab. Manggarai dan
IMAPALA STKIP St. Paulus Ruteng bersama masyarakat Desa Gapong melakukan
penghijauan dengan penanaman rumput Vetiver. Kegiatan penghijauan menggunakan
rumput Vetiver ini merupakan hal baru bagi masyarakat di Kabupaten Manggarai
dimana selama ini kegiatan penghijauan di daerah rawan longsor dan banjir dilakukan
dengan penanaman kayu.
Mengapa kegiatan penghijauan ini
menggunakan rumput Vetiver? Romo Beny Jaya, Pr Ketua Komisi PSE Keuskupan
Ruteng di sela–sela kegiatan penanaman mengatakan bahwa rumput Vetiver yang di Indonesia
dikenal dengan akar wangi ( Vetiveria
zizanioides) merupakan sejenis rumput-rumputan berukuran besar yang
memiliki banyak keistimewaan yakni dapat mengontrol erosi dan sedimentasi
tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan karena akarnya
dapat bekerja sebagai paku tanah atau pasak yang hidup. Romo Beny melanjutkan
bahwa akar rumput vetiver merupakan bahan dasar untuk pembuatan deodorant,
batang dan daunnya dapat digunakan sebagai makanan ternak, tanpa merusak
akarnya. Rumput Vetiver mampu bertahan terhadap beberapa variasi cuaca, seperti
kekeringan panjang, banjir, genangan dan bertahan dalam keadaan cuaca yang
ekstrim.
Kegiatan penghijauan ini diawali dengan misa ekologis yang dilakukan
di Kapela Gapong dipimpin langsung oleh Yang Mulia Uskup Ruteng, Mgr. Hubertus
Leteng, Pr. Uskup Ruteng juga melakukan penanaman simbolis rumput veitiver di lokasi
penghijauan.
Masyarakat desa Gapong sangat antusias dengan pelaksanaan
kegiatan ini dengan bersama – sama melakukan kegiatan penanaman di lokasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar