Menjadi pendonor darah bukanlah cita -citanya.
Keinginannya yang begitu kuat untuk membantu sesama membuatnya begitu berani
dan antusias mendonorkan darahnya sampai dengan saat ini.
Beliau adalah Hermanus Rudin, SKM. Mungkin
tidak banyak orang mengenal sosok ini, tetapi bagi para staf di UTD PMI
Kabupaten Manggarai, pria paruh baya berumur 54 tahun ini merupakan pengunjung
wajib 3 bulanan. Usia bukan suatu penghalang bagi sosok yang saat ini menjabat
sebagai Kepala Instalasi Gizi RS dr. Ben Mboy untuk mendonorkan darahnya secara
rutin yakni sekali dalam 3 bulan.
Kisah berawal di tahun 1986 ketika Herman sedang
menjalani studi di Akademi Ilmu Gizi Indonesia
YPAG Makassar .
Ketika itu ada pasien dari Manggarai yang sedang menjalani perawatan disalah
satu RS Swasta yang berada di Makassar
dan membutuhkan transfusi darah akibat perdarahan sehabis melahirkan. Banyak
mahasiswa Manggarai yang kala itu diminta bantuan untuk mendonorkan darah namun
tidak bersedia, mahasiswa Ilmu Gizi ini terketuk hatinya tuk membantu apalagi
pasiennya berasal dari Manggarai. Itulah awal Herman berkenalan dengan donor
darah dan rutin mendonorkan darah sampai dengan saat ini.
Pemilik golongan darah O ini,
merupakan salah satu pendonor sukarela yang rutin menyumbangkan darahnya bagi pasien di rumah
sakit. Pasti banyak yang bertanya - tanya, seberapa banyak darah yang telah beliau sumbangkan??
Ayah 2 putera ini telah berdonor sebanyak 86 kali, "wooww"...pasti
banyak yang terheran - heran mendengar jumlah sebanyak ini, apalagi bagi yang
belum pernah berdonor dengan alasan takut jarum donor atau takut kehabisan
darah. Jumlah sebanyak ini pun hanya dihitung saat beliau berdonor semenjak
bekerja di Kupang dan Ruteng, belum terhitung saat semasa kuliah di Makassar
yang menurut penuturannya telah banyak kali pula beliau berdonor darah.
“ Di usia 54 tahun ini saya berharap agar Tuhan
memberikan kesehatan, sehingga saya dapat membantu sesama dan pada saat usia 60
tahun saya sudah mencapai target 100 kali mendonorkan darah” ucapnya. Adapun
penghargaan yang telah ia terima selama berdonor darah yakni piagam Bupati
Manggarai untuk pendonor darah 25 kali dan piagam penghargaan dari Gubernur kepada
pendonor darah 50 kali. " tinggal 14 kali donor lagi saya akan mendapatkan
penghargaan tertinggi dari Presiden berupa Satyalencana Kebaktian Sosial;
doakan biar saya tetap sehat agar bisa menjadi orang Flores
pertama atau orang Manggarai pertama yang menerima penghargaan
tersebut."ungkap suami dari Elisabeth Imun.
Herman Rudin, SKM dan piagam penghargaan donor darah (Pict.by Ardo) |
Berdasarkan ketentuan dari Palang Merah Indonesia
bahwa pendonor darah sukarela yang telah mendonorkan darah sebanyak 100 kali
akan memperoleh penghargaan tertinggi dari Presiden Republik Indonesia
berupa cincin emas. Sebagai bentuk pembinaan dan upaya mendorong partisipasi
aktif masyarakat untuk menjadi pendonor darah, sejak tahun 1950 PMI telah
menyelenggarakan pemberian penghargaan kepada Donor Darah Sukarela (DDS) untuk
donor darah 25, 50, dan 75 kali dalam
bentuk pin, cincin dan sertifikat. Pemberian penghargaan ini diselenggarakan
oleh PMI ditingkat daerah maupun cabang pada kesempatan Hari Ulang Tahun PMI
ataupun pada hari peringatan kemerdekaan RI. Penghargaan kepada pendonor darah
yang telah menyumbangkan darah secara sukarela sebanyak 100 kali diberikan oleh
Pemerintah dalam bentuk Satyalencana Kebaktian Sosial. penghargaan ini
merupakan penghargaan tertinggi yang diserahkan langsung oleh Presiden
RI
dalam Rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Untuk orang NTT,
pendonor yang telah menerima cincin emas bisa dihitung dengan jari salah
satunya yakni Walikota Kupang, Jonas Salean yang telah berdonor sebanyak 109
kali.
"Selama saya berdonor darah, saya tidak
pernah meminta imbalan dari keluarga pasien, saya selalu berpikir bahwa saya
tidak boleh menyusahkan sesama yang sudah tertimpa sakit. saya selalu menolak
bila keluarga pasien memberikan uang sebagai ungkapan terima kasih, saya
sarankan kepada mereka agar uang tersebut digunakan untuk membeli obat untuk
pasein yang sakit. Saya selalu memberi penyadaran kepada para pendonor pemula
bahwa tujuan kita yakni meringakan beban dari keluarga pasien tersebut, kita
jangan lagi meciptakan beban baru bagi mereka. Biarlah Tuhan yang membalas
segala amal baik kita kepada sesama. "Ungkap Alumni FKM Universitas
Hasanuddin ini.
Sungguh suatu perbuatan yang mulia, semoga beliau
diberikan kesehatan serta umur yang panjang. Tuhan memberkati. (Marsel)
Biodata :
Nama lengkap
|
:
|
Hermanus
Rudin, SKM
|
TTL
|
:
|
Karot,
|
Agama
|
:
|
Katolik
|
Jenjang
Pendidikan
|
:
|
- SDK Ruteng III
- SMP Dharma Bakti
- SMA
Protestan Ujung Pandang
- D3 AIG YPAG
- S1Universitas Hasanuddin
|
Istri
|
:
|
Elisabeth
Imun
|
Anak
|
:
|
- Agustinus Rudin, S.Kep.,Ns
- Mario Hadi Rudin ( SENDRATASIK UNWIRA
Kupang )
|
Riwayat
Pekerjaan
|
:
|
- 1989 – 1994, Kepala Instalasi
Gizi
RS
Bhayangkara Kupang
- 1995 - sekarang , Kepala Instalasi Gizi
RSUD dr. Ben Mboy
Ruteng - Manggarai
- 2013 – sekarang . Dosen UIT Cabang Ruteng
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar